06 April 2013

Loves Leave - chapter 7


Malam sebelumnya Ninda menangis di pelukan gue, tapi hari ini adalah waktunya kita berdua untuk bersenang-senang. Tepat pukul 6 pagi kita berdua sampai disebuah tempat yang sangat menjijikan bernama "Muara Angke" Tempat pelelangan ikan sekaligus rumah bagi para nelayan ini amat sangat jorok, ah nggak taulah gue mendeskripsikannya seperti apa. yang jelas Dermaga muara angke itu adalah dermaga paling jorok, kotor dan bau. belum lagi pas gue ngeliat baliho gede bertuliskan "Nelayan itu.. LAKI ! minum extrajoss" <- nggak tau kenapa gue kesel aja liat iklan ini, nelayan masa gambarnya ganteng berotot kek homo-homo fitness. -__-


Kerja menjadi Tour Leader memang cukup berat, gue harus bertemu dengan rombongan wisata yang akan gue dampingi hari ini. kebetulan jumlahnya mencapai 20 orang waktu itu. Gue sibuk bolak-balik di Dermaga muara angke, berbincang dengan beberapa Travel kerabat yang juga membawa tamu wisata ke pulau seribu. dan Ninda gue cuekin gitu aja. hehehe

Akhirnya Seluruh tamu wisata gue giring untuk naik ke atas kapal, Ninda mengikuti gue dibelakang. asli nih cewek gue sendiri udah kayak anak ilang. kasian ya. iya.

Kapal feri reguler pengangkut penumpang untuk tujuan Pulau Tidung berangkat tepat pukul 7 pagi. Gue memasang headset, dan menikmati perjalanan kali ini yang tentunya lebih asik karena ada Ninda di sebelah gue uwuwuwuw.



"Sayang.. aku ngantuk.." Kata gue manja.

"Yaudah tidur lah" Ninda masih asik mengamati laut dari jendela kapal.

"Aku boboan di paha kamu ya?"

"Yaudah sini.."

Ninda memberikan paha-nya sebagai bantal untuk gue tiduran, sayang cuma dikasih paha. padahal kan gue sukanya dada. muihihihi *dikeplak*


oke skip.. ceritanya kita udah sampe di pulau Tidung.


"Wih bos Kundil.. bawa siapa lagi ini?" Kata Fajri, Guide lokal.

"Biasa, ibu negara.." Jawab gue

"Eh jri, itu rombongan tamu gue lo yang jadi guide-nya kan? gue cukup mantau aja yah ngerti kan?" Kata gue ke Fajri, sambil ngedipin mata, tanda kode kalau gue nggak mau capek2 ngurus tamu. gue mau pacaran aja. hahahaha

"Iya gue yang jadi Guidenya. 3 hari 2 malem kan? Tenang-tenang aja bos" Fajri nyengir

"Sip kalau gitu, Em Ninda.. kenalin ini Fajri, dia guide lokal sini"

"Fajri"

"Ninda"

Oh iya, pulau tidung ini ibarat rumah kedua bagi gue. disini gue bisa hidup tanpa harus bingung memikirkan tinggal dimana, karena di tempat ini gue memiliki orang tua kedua, Dia adalah koordinator Travel gue, Namanya Bang Mul. orangnya tinggi, berotot, kepalanya botak, tapi hatinya unyu, seunyu tas Furla.

"BOS KUNDIL...." bang Mul teriak memanggil gue

"Oi bang mul.."

"Asik deh, bawa cewek mana lagi nih si bos?"

"Ini bang, pacar" Jawab gue

"Lho? kok ceweknya beda lagi? minggu kemaren perasaan bawa yang pake kerudung"

Bang mul emang ngehek -__-

"..........."

"Cewek yang mane bang mul, cewek kundil cuma satu, yang ini"

"Ah si bos bisa aje, tiap minggu ceweknya ganti-ganti melulu"

"Nin, jangan percaya dia. kampret emang"

"HAHAHAHAHA" Bang mul ketawa ngakak

Begitulah kelakuan bang Mul, sebagai orang tua gue di pulau tidung. Mbak Atun (istrinya bang mul) menyiapkan makan siang untuk gue dan Ninda. Setelah makan, gue dan Ninda ke penginapan untuk beristirahat siang. Pikiran gue udah tenang karena Rombongan Tamu yang gue bawa, udah dipegang sepenuhnya oleh Fajri. tugas gue cuma memantau pake Handphone. Enak bener ya kerja begini? udah dibayar, jalan-jalan gratis, bisa pacaran pula. hehehe


Sore harinya gue mengajak Ninda ke jembatan cinta pulau tidung. Jembatan yang begitu terkenal, Ada mitos yang mengatakan "Jangan mengajak Pacar 2x kali ke jembatan cinta pulau tidung, nanti putus" Karena gue orangnya nggak percaya mitos. ya gue cuek aja, lagipula ini pertama kalinya Ninda gue ajak ke pulau tidung.

"Lautnya bagus ya?"

"Iya, aku seneng kesini, makasih ya" Ninda Tersenyum manis sekali

"Yaudah yuk, kita ke ujung sana, ke tidung kecil."

Gue menggandeng tangan Ninda, menyusuri jembatan cinta yang panjangnya sekitar 800 meter ini, Jembatan yang menghubungkan 2 pulau antara pulau tidung besar dan pulau tidung kecil. Akhirnya kita berdua sampai di Tidung kecil, ada sebuah pantai disini. Kita menikmati sore sambil berbincang dan bercanda..


"Sayang, kayaknya aku udah ceritain deh semua tentang masa lalu aku, gantian dong kamu yang cerita."

"Duh. kayaknya masa lalu aku nggak penting deh" Jawab gue malas

"Kamu curang, aku kan pengen tahu" Ninda mulai merengek

"Tapi aku males cerita weleeeee :p "

"Ish.. yaudah deh" Ninda cemberut..

"Duh,.. kamu jangan cemberut gitu, nanti cantiknya ilang"

"Ih bodoo" Ninda memalingkan wajahnya, kemudian ngambek,

Setengah jam gue dicuekin. -___-

"Nin jangan ngambek dong"

"Bodo ah!"

"Tuh sebentar lagi sunset tuh"

"Bodo bodo"

"Ambekan banget sih"

"Abisnya kamu ngeselin ish."

"Iya iya aku cerita deh.."

"Yes, asiiik.." Ninda memasang muka polosnya, dia siap mendengarkan gue bercerita.

"Jadi begini... pada suatu hari.."

"YANG BENER!"

"Iya iya.. pada suatu hari hiduplah seekor teletubies, bernama kundil.."

"AH MALES SAMA KAMU"

"NGOAHAHAHA" gue ketawa ngakak

Kali ini ninda beneran ngambek.

"Masa lalu aku ya? jadi gini... buat aku, masa lalu itu nggak terlalu penting, aku nggak pernah pacaran lama. paling lama cuma 6 bulan"

"Serius? Aku aja 2 tahun."

"Iya, aku orangnya terlalu cuek, brengsek, dan nggak peka" Gue mendadak galau

"Kok gitu?"

"Kata mantan-mantan aku sih gitu, sekarang gini deh, apa yang harus aku ceritain? toh selama pacaran itu nggak ada yang berkesan buat aku" Gue berkata jujur

"Oh gitu..." Akhirnya Ninda mengerti..

"Masa lalu, selamanya hanya sekedar masa lalu, dia sudah memiliki tempat yang seharusnya terkunci tanpa harus kita buka lagi, bener kan?" Gue senyum

"Hehe iya kamu bener"

"Nah enaknya kita pikirin aja kita kedepannya gimana, Semoga kamu ngerasa nyaman yah sama aku" Gue memeluk ninda.

"......."

"Inget, masa lalu nggak perlu diinget, Aku nggak peduli sama masa lalu kamu, yang terpenting buat aku adalah gimana kita bisa ngebangun hubungan kita yang sekarang. hehe" Gue nyengir bodoh


Matahari mulai terbenam perlahan, langit mulai berubah warna oranye. Kita berdua sangat menikmati moment kali ini, Liburan pertama kita berdua sebagai awal dari pondasi sebuah hubungan antara dua insan manusia yang saling menyayangi. Gue menatap arah barat dengan penuh makna bersama Ninda.

"Indah ya?" Tanya gue

"Iyaaa, keren sunsetnya" Ninda kagum

"Tapi masih lebih indah kamu sih" Kata gue nyepik.

"WOOH DASAR LU KANG SEPIK!"

"BODO BODO!! HAHAHA"

"Eh kita belum foto, Foto yuk!"  Kata gue sambil mengeluarkan kamera dari tas kecil

Kebetulan saat itu ada orang lain juga, akhirnya gue minta fotoin aja deh..




Dari semua foto yang ada, ini adalah foto terbaik kita saat itu..






Bersambung..

3 comments:

  1. ya tuhan bang kundil, romantis nya bikin envy :'(

    ReplyDelete
  2. Terima kasih telah mengulas tentang wisata Pulau Tidung mas..
    Salam sukses selalu :)

    ReplyDelete
  3. ya ampun si abang d liatin segala dokumentasinnya -_-
    envy gheellaaa gue yg LDR :'(

    ReplyDelete