14 March 2013

Negeri diatas awan - part 6

Sesampainya di pos 1, tas besar yang membebani punggung gue langsung gue lepaskan secepatnya, gue membiarkan kaki ini selonjoran diatas tanah lapang dekat sebuah bangunan tua (berbentuk pos) yang sangat tidak terurus. Kalau situasinya pada malam hari, mungkin pemandangan disini sangatlah mengerikan. Rombongan pendaki menatap ke arah gue yang keliatan ngos-ngosan dengan muka pucet, nggak lama kemudian mereka semua ngecengin gue -___-"

"Sehat ndil?"

"Sehat... aer dong, aerr..." gue ngemis-ngemis minta aer, mirip paus belom kena aer putih setahun.

Nelly memberikan gue sebotol air, tanpa pikir panjang, gue langsung menenggaknya rakus.

"Adit brengsek, kaga boleh minum gua sebelom sampe di pos satu!" Dengus gue

"Parah lo dit... wah parah.. kundil pemula tuh" Kata Anak-anak sok baik sama gue, cih!

"Lo boleh minum kok, tapi kalau lo nulis buku lagi, tulis nama gue ya.. hehehe" Adit nyengir bego

"KAMPRET! sempet-sempetnye"

"HAHAHAHAHAHA" Semuanya ngakak.

Gue membakar sebatang rokok, menghisapnya perlahan kemudian mengepulkan asapnya keudara, gue merasakan sejenak suasana kebebasan. Yeah! padahal perjalanan masih panjang.




Ambon memerintahkan semuanya untuk bersiap kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 2, Rencananya kita semua akan nge-camp di pos 3, berhubung hari sudah mulai sore. Seperti biasa tim cewek jalan duluan dan yang cowok mengikuti dibelakang. Oke kali ini gue nggak mau deket-deket sama Adit demi kelangsungan hidup gue. Setelah team cewek berangkat, gue langsung mengikuti dibelakang, merayu cewek digunung itu lebih mudah daripada merayu cowok. serius.

Misalkan gue haus...

"INDAH..NDAH.. GUE AUS!! GUE BAGI MINUM PLEASEE.."


"Apaan sih ndil! baru jalan sebentar juga."


"Ndah, please banget.. indah cantik deh.. hehehe"


Indah mesem2.. "Hehehehe"


"Boleh ya?" Gue nyengir kuda, misi gue sukses.


"KAGA BOLEH!"


Gue'nya aja yang bego. udah tau indah ini cowok yang terjebak dalam tubuh cewek.. -__-


Gue berharap jalan ngikutin cewek dibelakang itu asyik, ternyata enggak, mereka cewek strong semua, jalannya cepet-cepet banget! gue aja baru lima langkah udah engap gue. tahu-tahu gue udah ketinggalan jauh. brengsek. Gue ditinggalin sendirian ditengah hutan gini.. akhirnya gue menunggu team cowok baris pertama sambil bersandar disebuah pohon. Nggak lama kemudian gue ketemu sama Bako dan Erik..

Yuk jalan lagi..

Gue, Bako dan Erik terus menyusuri jalur setapak menanjak dengan tanah merah yang sangat licin, sepertinya di tempat ini baru saja turun hujan, bau belerang mulai tercium menusuk hidung, gue menggunakan Buff untuk mencegah gas beracun masuk kedalam tubuh. eh ternyata belerangnya nggak beracun, cuma bau doang, guenya aja yang takutan. Setelah melintasi jalur menanjak lurus, gue melihat tikungan didepan, pikir gue "Wah abis juga nih tanjakan, mudah2an track landai" Eh taunya abis tikungan masih ada tanjakan lagi -___-" Tapi ada pemandangan yang berbeda disini..


Sebuah pemandangan yang membuat hati gue sedikit miris, yap sejauh mata memandang hanya ada hamparan pohon tanpa dedaunan alias pohon yang cuma tinggal ranting, dengan batangnya yang berwarna kehitaman.

"ini...."

"Abis kebakaran hutan kayaknya" ujar Erik

"Ini sengaja dibakar atau memang karena kebakaran hutan karena gesekan di musim panas?" Tanya bako

"Entahlah..." Gue malas berpikir, dan segera melanjutkan perjalanan, Erik dan Bako mengikuti dibelakang.

Ditengah perjalanan diantara pepohonan bekas kebakaran ini, ada seekor monyet berukuran besar lagi nangkring diatas ranting-ranting pepohonan, gue juga nggak ngerti ini monyet dari jenis Monyet jawa/simpanse/kera/baboon yang jelas dia bukan jerapah! titik. Monyet itu memandang gue dengan sinis. kita sempat saling tatap.

"Ko... monyet ko..." Kata gue

"Yaudah sih.. monyet doang. udah biasa kan lu liat sambas?" Ujar Bako

Seakan sadar sedang diperhatikan, monyet itu bergerak. mendekat.. IYA DIA MENDEKAT!!!

Gue panik..

"Rik.. Monyetnya nyamperin rik!"

Monyet semakin mendekat..

"RIK DIA KESINI RIK" jerit gue.

Monyet berada tepat disebuah ranting diatas kepala kita..

"AWAS... DIA MAU NGAMBIL MAKANAN KITA!!" Kata Erik lebay, dia memeluk tas laptopnya -_-

"LINDUNGI MAKANAN KITA, RIK!!" Jerit gue, kemudian gue ikutan meluk carrier, sambil merem

Gue dan erik sama-sama memeluk tas masing-masing, sambil merem...

Monyetnya lewat doang..

Gue dan erik saling tatap..

Kalau aja tuh monyet bisa ngomong, dia pasti udah ngomong begini :
 "Kok lo berdua Pede sih? hih!" 

"Goblok lu berdua hahaha" Bako ketawa ngakak.

Setelah melewati hutan bekas kebakaran, kita bertemu lagi dengan pos 2. akhirnya beristirahat lagi. huft.. Saat gue duduk dan beristirahat, tubuh gue benar-benar dibuat menggigil oleh dinginnya udara gunung, karena saat mendaki gue hanya mengenakan Kaos (dan celana tentunya). tetapi ketika gue sedang berjalan, sama sekali nggak berasa udara dingin, gue menyimpulkan bahwa tubuh kita dapat memanas ketika kita sedang bergerak.

Setelah Semua team berkumpul, Ambon kembali memerintahkan semuanya untuk bersiap. Istirahat hanya diberi jeda waktu 15 menit. Ambon mengejar waktu agar kita bisa cepat sampai ke pos 3 tanpa harus terjebak malam.


Tepat pukul 16.00 perjalanan dilanjutkan..

Kabut tebal mulai turun, pandangan mata sangat terbatas, suara-suara aneh dari hewan liar mulai terdengar, dan langit terlihat gelap sore itu.

Bersambung..

No comments:

Post a Comment