14 March 2013

Negeri diatas awan - part 7


Kabut tebal membuat mata ini hanya bisa melihat jarak hingga sekitar 4 meter saja, sisanya putih dan tak terlihat apapun, cahaya matahari semakin menipis sesuai dengan kondisi yang hampir gelap. Sudah satu setengah jam perjalanan, dan kita semua belum bertemu dengan yang namanya pos 3. Gue memutuskan bertanya pada saat beberapa orang laki-laki sedang break. yak kita berjalan ngacak, nggak sesuai kelompok, yang lemah yang paling belakang. tapi gue biarpun lemah nggak mau dipaling belakang, ntar kalo gue diterkam bayi singa gimana? kan takut. Akhirnya pada saat kita break di jalur, gue memutuskan bertanya pada bang Durex.. aneh ya? namanya durex? kek merek kondom.. kalau gak percaya dengan adanya orang ini, kalian bisa cek twitternya @randatri dia senior gue, lulusan SMA tahun 2004. sedangkan gue dan kebanyakan yang lainnya adalah lulusan 2010..

"Bang durek, ini pos 3 masih jauh?" tanya gue

"Deket kok deket, di depan paling." jawabnya

"Oke lanjut aja yuk" Kata gue semangat.

Jalur semakin sempit, kita berada disebuah jalur setapak, sebelah kanan tebing, dan sebelah kiri jurang. semuanya harus extra hati-hati disini, sedangkan gue? gue bete. gue pasang headset dan kemudian melihat layar hape gue, klik Menu - Media player - Mp3 player - Playlist - Lagu2 keren. Nggak lama kemudian telinga gue dimanjakan oleh lagu dengan lirik seperti ini...


TARAT MR SIMPLE-SIMPLE SING TEREGEK TEREGEK TEREGEKCEP.~
TARAT MR. SIMPLE-SIMPLE SING TEREGEK TEREGEK TEREGEKCEP~
TARAT MR. SIMPLE-SIMPLE SING TEREGEK TEREGEK TEREGEKCEP~
#nowplaying Super junior - mr. simple

 Mungkin karena gue udah capek banget dan otak beku karena udara dingin, lagu ini terasa asik aja ditelinga.. Dan gue berjalan sambil joget-joget. kepala gue angguk-anggukan, tangan gue memegang dada, gue berasa jadi siwon versi keriting, oke ini nggak usah dibayangin. *ini gue ngetiknya jijik.. jujur aje*




"Nah pos tiga didepan tuh" Gue tersenyum bahagia.

Gue melihat sebuah saung, tapi kok di jalur dipinggir jurang gini ya? ah entahlah. yang jelas kita bakalan ngecamp disini.... tapi kok sepi? cewek-cewek yang tadi pada jalan didepan pada kemana?


Saat sampai di pos tersebut, bang Durek, Sambas, Dimas, Ean, Erik, dan Bako memutuskan untuk beristirahat di tempat ini, sambil menunggu cowok2 lain yang ada di belakang. bang durek menyimpulkan.

"Ini mah.. pos bayangan 3"

"Buset pos bayangan 3? Pos 3-nya dimana bang?" tanya Sambas

"Dikit lagi... paling abis tikungan didepan, sekarang jam berapa?" Tanya bang durek

"Jam lima lewat bang!" kata Gue sambil melihat jam tangan.

Gue dan sambas duduk sejenak sambil membakar sebatang rokok lagi, istrirahat yang bodoh. gimana nggak engap pas nanjak? -___-

"Ndil lo liat sesuatu nggak?" Tanya Sambas, wajahnya mendadak parno

"Enggak, ah lu jangan nakutin, jangan ngomong sembarangan!"

"Hehehe.. ini kan kita di pos bayangan, kali aja ngeliat bayangan... bayangan mantan.. " Sambas ngeledek gue

Saat itu juga pengen banget gue lempar Sambas ke jurang di depan..

Akhirnya kita memutuskan kembali berjalan, jalur masih terasa landai, ibaratnya kita sedang berjalan memutari lereng gunung, dengan jurang di salah satu sisi dan tebing disisi lainnya, buat yang pernah naik Lawu dari jalur cemoro kandang, kalian pasti tahu gue sedang berada dimana :)

Dan disinilah kita semua terpencar. Langit mulai gelap. gue daritadi berjalan mengikuti Erik. dibelakang hanya ada Sambas. entah kemana yang lainnya. mungkin tertinggal jauh dibelakang.

"Mbas maghrib mbas.. apa nggak kita tungguin dulu yang lain?" tanya gue

"Coba panggil yang didepan"

Sambas berteriak memanggil Ambon yang sedang membawa rombongan cewek-cewek jauh didepan..

"MBOOOON... AMBON.!! MAIN YUUUUUK"

"MBOOOON !!"

Nggak ada jawaban..

"Lanjut jalan aje" Ujar Sambas

"Oke mbas" Gue dan Erik nurut.

Akhirnya kita ketemu jalur licin yang menanjak dan berliku, berulang-ulang. seperti ini contoh jalurnya..


Bedanya di foto itu siang, sedangkan gue pas banget Maghrib dan Kabut bener-bener tebal, Hujan gerimis mulai turun, Nafas gue berasap. Lumayan, rasanya kayak ngerokok tapi paru-paru seger, gratisan pula.

Pikiran gue mulai melayang kemana-mana, beberapa kali gue minta break hanya untuk beberapa detik kemudian lanjut jalan, bibir gue membiru. gue kelelahan. tapi semangat gue nggak luntur, gue terus mendaki dengan nafas yang ngos-ngosan. pikiran gue positif.. setelah tikungan. ada pos 3..

"Nah.. abis tikungan ini. pasti pos 3" Kata gue dalam hati

Nyatanya yang gue lihat adalah jalur menanjak yang sama, Kali ini ada sebuah pohon tumbang. Kita bertiga terus berjalan. Tiba-tiba gue mendengar sesuatu.. samar-samar..

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo
jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet


 Gue merinding..

Saat itu pikiran gue langsung kosong, tapi kaki gue terus berjalan seakan dikendalikan, mata gue hanya fokus kedepan, gue hampir aja nggak sadarkan diri, mulut gue seakan nggak bisa berbicara, ya allah.. gue mendengar suara perempuan nyinden, ditengah gunung, ditengah hutan.

Bunyi gamelan pengiring musik juga terdengar di telinga gue. gue nggak tahu apa yang harus gue perbuat saat itu.. pikiran gue kosong.. gue pasrah, merinding. "Astagfirullah aladzim ya allah.. astagfirullah aladzim ya allah" gue hanya bisa berdzikir didalam hati.

*PLOK...

"WOY, Jangan didengerin!" Sambas menepuk bahu gue, seketika gue sadar.

"Lo..." Gue terbata menatap sambas dibelakang gue.

"Iya gue denger, udah cuekin aja. bayangin apa kek yang seru, Barca vs madrid" Ujar Sambas

Seketika musiknya hilang, dan nyanyian perempuan itu hilang, tubuh gue kembali normal..
Saat itu juga, gue baru tahu kalau sambas bisa merasakan hal yang berbau gaib. Dan dia bisa melihatnya.

Malam mulai menyambut, langit mulai menunjukkan hitam pekatnya, hujan gerimis beserta kabut juga mengelilingi kita bertiga, Erik memberikan Senternya ke gue, dan gue kembali melangkah dengan hati-hati didepan, akan tetapi...... Lagi-lagi setelah tikungan, gue menemukan pohon rubuh, sama persis. Sambas dan Erik tidak memperdulikan, gue pun cuek aja seolah tidak terjadi apa-apa. gue melanjutkan berjalan, sampai pada akhirnya setelah melewati dua tikungan lagi..

Gue menyaksikan jelas.. ada pohon rubuh lagi.. ini nggak mungkin. 3x berturut-turut. ini tempat yang barusan gue lewatin! Gue kembali Drop, kali ini kaki gue gemetar hebat, gue sendiri nggak bisa mengendalikannya.

"Mbas.. Kayaknya kita udah lewatin jalur ini deh tadi, kita tersesat mbas"


Dan gue merasakan seluruh tubuh gue merinding...


Bersambung..

4 comments:

  1. Ternyata lo nyimpen lagu suju :D,
    itu beneran yg nyinden?

    ReplyDelete
  2. @ani iya beneran, tapi kurang jelas lagunya.. yah mirip2 lingsir wengi

    ReplyDelete
  3. Kemaren Selasa, gue juga abis muncak ke Ungaran. Rombongan naik ke puncak jam 2an pagi. Temen gue yang udah sering naik gunung bilang jangan nyorotin senter sembarangan, tapi di perjalanan masih aja ada yang nyorotin senter kemana-mana, alhasil ada suara anak kecil ketawa/nangis jadi satu, di tengah hutan, jam 3 pagi.

    ReplyDelete
  4. wah tambah seru nih. ada horornya, ada komedinya, ada romantisnya, ada cerita dewasanya juga. wkwkwk

    ReplyDelete